Besi ulet sangat ideal untuk bahan katup karena memiliki banyak manfaat.Sebagai pengganti baja, besi ulet dikembangkan pada tahun 1949. Kandungan karbon baja tuang kurang dari 0,3%, sedangkan besi tuang dan besi ulet minimal 3%.Kandungan karbon yang rendah pada baja tuang menjadikan karbon yang ada sebagai grafit bebas tidak berbentuk serpihan.Bentuk alami karbon dalam besi cor adalah serpihan grafit bebas.Pada besi ulet, grafit berbentuk bintil-bintil, bukan serpihan seperti pada besi tuang.Dibandingkan dengan besi tuang dan baja tuang, besi ulet memiliki sifat fisik yang lebih baik.Nodul bulat inilah yang menghambat terciptanya retakan, sehingga memberikan peningkatan keuletan yang memberi nama pada paduan tersebut.Namun, serpihan pada besi cor menyebabkan kurangnya keuletan pada besi tersebut.Daktilitas terbaik dapat diperoleh dengan matriks ferit.

Dibandingkan dengan besi tuang, besi ulet memiliki keunggulan mutlak dalam hal kekuatan.Kuat tarik besi ulet sebesar 60k, sedangkan besi tuang hanya 31k.Kekuatan luluh besi ulet adalah 40k, namun besi tuang tidak menunjukkan kekuatan luluh dan akhirnya akan retak.

Kekuatan besi ulet sebanding dengan baja tuang.Besi ulet memiliki kekuatan luluh yang lebih tinggi.Kekuatan luluh besi ulet terendah adalah 40k, sedangkan kekuatan luluh baja tuang hanya 36k.Dalam sebagian besar aplikasi perkotaan, seperti air, air garam, uap, ketahanan korosi dan ketahanan oksidasi besi ulet lebih unggul dibandingkan baja tuang.Besi ulet juga dikenal sebagai besi grafit bulat.Karena struktur mikro grafit bulat, besi ulet lebih unggul dibandingkan baja tuang dalam meredam getaran, sehingga lebih kondusif dalam mereduksi tegangan.Alasan penting pemilihan besi ulet sebagai bahan katup adalah karena biayanya lebih rendah dibandingkan baja tuang.Rendahnya harga besi ulet membuat bahan ini semakin populer.Selain itu, pemilihan besi ulet dapat mengurangi biaya pemesinan.